Senin, 16 Februari 2009

miskinkah INDONESIA?

Sebuah topic diskusi yang memang sangat rumit dan sulit untuk dijawab. Maka, dalam pembahasan ini tim diskusi mencoba memancing argument para peserta diskusi dengan tidak membuka pendapat di satu bidang saja, melainkkan setiap aspek bisa dikomentari. Artinya, ukuran sementara dalam topic ini antara lain pendapatan masyarakat, Keadaan pendidikan, jaminan kesehatan, dan sumber daya aalam yang dimiliki.
Mengenai pendidikan, dewasa ini banyak sekali keluhan-keluhan yang muncul di dunia pendidikan kita, di mana tidak bisa terakomodirnya aspirasi intelektual masyarakat yang sudah kian semakin kritis, dimulai dari akan dibawa kemanakah wajah pendidikan kita? Pendidikan kita sedang gencar-gencarnya membicarakan tentang pembentukan karakter (character building) di mana banyak alasan yang mengatakan bahwa metode ini sangat cocok untuk wajah pendidikan kita, tapi pertanyaan yang muncul setelah itu adalah....bagaimana dengan indikator dan tata nilai penerapannya?
Ternyata tidak hanya sampai disitu permasalahannya, siswa kita sekarang ini butuh role model atau panutan yang bisa dikatakan sebagai pijakan awal siswa untuk menggapai imajinasinya dalam perkembangan intelektualnya. Apakah kurikulum kita sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis yang muncul? Jawabnya adalah "BELUM", kemudian apa langkah kita selanjutnya untuk menyikapi ini, di mana pada jaman sekarang ini dibutuhkan pribadi-pribadi yang inovatif, kompetitif, dan juga mandiri, sehingga alangkah baiknya kurikulum di Indonesia dirubah total, yang bisa memberikan kebebasan bagi para praktisi pendidikan (guru dan dosen) untuk bisa mengembangkan intelektualitasnya dan bisa memacu daya kritis siswa, sehingga dengan demikian bisa tercipta kondisi intelektulitas yang kondusif, transparan, bisa dipertanggung jawabkan dan juga bisa bersahabat dengan teknologi-teknologi mutakhir yang sangat sarat sekali dalam berkembangnya suatu bangsa.
Aspek selanjutnya adalahsumber daya alam. Kekayaan alam merupakan salah satu faktor yang penentu kedudukan dan citra suatu negara dalam kancah percaturan ekonomi dan politik global. sumber daya alam yang tak terbatas jumlahnya (melimpah) sangat menikmati hasil penjualan ekspor ke negara-negara konsumen. Sumber daya alam yang menentukan arah perekonomian suatu negara, bahkan dunia adalah minyak bumi (crude oil) atau minyak mentah. Sebagian besar energi, baik energi panas, gerak ataupun listrik adalah hasil konversi pembakaran minyak bumi. Selain minyak bumi, tingkat konsumsi batu bara (coal),dan gas alam (natural gas) sebagai sumber energi juga cukup tinggi, walaupun masih di bawah minyak bumi. Pada dasarnya sumber daya alam dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui(renewable) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable). Maksud daripada tidak dapat diperbaharui adalah bukannya tidak dapat lagi dibuat sama sekali, akan tetapi karena pembentukan lapisan minyak dan batu yang memerlukan waktu jutaan tahun sehingga dikatakan seperti itu. Minyak bumi, gas alam dan batu bara termasuk ke dalam kelompok kedua. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.

Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dunia yang tergabung dalam organisasi negara pengekspor minyak (OPEC). Pada awal tahun 2000, Indonesia sudah menjadi negara pengimpor minyak (net importer) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada saat ini tingkat produksi minyak mentah Indonesia mencapai 1,4 juta barel per harinya. Ini berarti mengalami penurunan dibanding 20 tahun yang lalu. Di saat yang bersamaan laju konsumsi bahan bakar minyak mengalami penigkatan yang sangat pesat mencapai lebih dari 1,8 juta barel tiap harinya. Kekurangan 400.000 barel terpaksa harus diimpor dari luar. Terlebih mulai akhri tahun 2004, harga minyak dunia mengalami peningkatan hingga lebih dari 70 persen. Berawal dari 28 dolar per barel meningkat tajam hingga menembus 50 dolar per barelnya. Pertamina sebagai BUMN yang menangani produksi minyak dan gas serta distribusinya pun harus berhutang kepada bank dengan mengajukan LC (Letter of Credit) untuk membayari pembelian minyak dari luar negeri. Akibatnya subsidi negara menjadi bertambah hingga 76 triliun dan APBN mengalami defisit 5 persen. Tiap harinya Pertamina membutuhkan minimal 50 juta dolar untuk mengimpor minyak kebutuhan dalam negeri. Dan perlu diketahui bahwa yang menikmati subsidi ini sebagian besar adalah orang yang memiliki kendaraan bermotor dan wiraswasta yang nota bene mereka adalah orang berpunya. Hal di atas tentunya cukup untuk mengilustrasikan keadaan bangsa ini yang cukup �panas�. Bahwa yang terjadi adalah kemiskinan dalam kondisi melimpahnya sumber daya alam yang ada.
Tidak ubahnya dengan bidang kesehatan. Tidak jarang orang-orang Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik pergi ke luar negeri, seperti Singapura. Salah satu alas an tersebut tentunya belum terlengkapinya fasilitas kesehatan di negeri ini. Ironisnya adalah tipe masyarakat yang bisa mendapatkan kesehatan yang layak adalah orang-orang kaya yang jumlahnya minoritas di negeri ini. Kesehatan merupakan salah satu pilar untuk mendapatkan penerus bangsa yang berendidiakn dan memiliki daya saing. Maka, jika keadaan kesehatan masyarakat masih banyak yang buruk, bagaimana bisa mendapatkan penerus yang cerdas dan dapat bersaing dengan Negara luar.
Dari seklumit pendapat-pendapat di atas mengenai pertanyaan miskinkah Indonesia? Yang mejadi garis besar adalah Indonesia untuk saat ini masih kita kategorikan Negara yang sedang berkembang. Permasalahan yang mengindikasikan Indonesia masih dalam keadaan yang miskin masih membumi di masyarakat. Seperti, keluhan kuurangnya lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan yang minim, wajah pendidikan yang tidak menentu, dan seterusnya. Isu buruk negeri ini tidak bisa dipungkiri adanya. Selanjutnya kritikan bagi seluruh elemen masyarakat terutama pemerintah adalah agar dapat berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa ini. Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah dan potensi penduduk yang tinggi. Maka, hal mendasar yang bisa diharapkan ialah dari pemerintah seharusnya membuat program pembangunan yang benar-benar dari masyarakat sehingga program pembangunan yang ada tepat sasaran. Untuk itu peran masyarakat sebagai objek pembangunan sangat diperlukan. Akhirnya, salah satu peran dari mahasiswa adalah memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pembangunan dalam proses demokrasi dan reformasi saat ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar